Detail Info Terkini

Isi Informasi Terkini Tentang Kegiatan/Berita Di DLHK Kota Depok

Swiss Belajar Pengolahan Sampah ke Kota Depok

Dipublikasi Pada: Minggu, 30 September 2018 - 08:00 WIB


Sistem pengolahan sampah di Kota Depok dinilai sudah cukup berhasil oleh banyak pihak. Bahkan, Kedubes negara maju sekaliber Swiss pun tidak segan-segan datang ke Depok hanya untuk belajar pengelolaan sampah yang dinilainya sudah lebih baik.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Etty Suryahati mengaku, beberapa waktu lalu perwakilan dari Kedubes Swiss mendatangi kantornya untuk mendalami sistem pengolahan sampah di Kota Depok. "Kota Depok ini istimewa sekali karena sampai kedatangan Kedubes Swiss mau belajar ke Kota Depok, mengenai pengolahan sampah yang sudah baik di sini," ujar Etty, Rabu (22/02/2017).

Lebih lanjut Etty menambahkan, dalam lawatannya pihak Kedubes Swiss menilai pengolahan sampah di Kota Depok tergolong unik. Sebab, pengolahan sampah yang dikelola yakni sampah organik. "Kalau untuk sampah organik ini kan kecenderungannya sampahnya bau, tidak tahan lama, bisa belatungan, dan lain sebagainya. Tapi, dengan mengolah organik ini, justru Kota Depok dinilai berhasil mengurangi volume sampah yang harus masuk ke TPA Cipayung," jelas Etty.

Menurutnya, kini Depok makin harum karena keberhasilan sistem pengolahan sampah hingga mancanegara. Karena itu, ke depan Depok bisa memiliki ikon sebagai sebuah kota pemilahan sampah. Begitu pun warganya, diharapkan tumbuh kesadaran dan semangatnya dalam gerakan memilah sampah. "Masyarakat kita harus sadar, bahwa tanpa pemilahan sampah TPA Cipayung kita akan semakin penuh. Setahun sampai dua tahun ini saja kita sudah irit-irit supaya tidak banyak sampah yang dibuang ke TPA," katanya.

Dirinya pun mengungkapkan, saat ini volume sampah warga Depok mencapai 1200 ton perhari, namun yang bisa terserap di TPA hanya sebanyak 550 ton perhari, sedangkan 38 UPS yang ada, baru bisa menyerap 70 ton sampah perhari. Sedangkan bagi warga yang sudah bisa memilah hanya membuang 15 persen sampah yang menjadi residu. Sisanya sebanyak 55 persen sampah organik dan 30 persen sampah non organik yang bisa didaur ulang.

"Berdasarkan standar nasional sampah warga mencapai 0,6 kilogram perhari. Adapun sampah yang tidak tertangani pemerintah oleh masyarakat ada yang dibuat komposter, biopori, dibakar, dijadikan bio digester, dan dibuang ke tempat pembuang sampah," tandasnya.

<< kembali ke indeks berita



Berita Lainnya:


Wali Kota Ajak Peduli Sampah untuk Hindari Bencana
Rabu, 05 September 2018 - 10:30 WIB
BLH Terus Sosialisasikan Plastik Tidak Gratis
Kamis, 23 Agustus 2018 - 05:17 WIB
Belum Ada Sanksi bagi Ritel Modern Terkait Plastik Berbayar
Selasa, 21 Agustus 2018 - 07:00 WIB
Forum Renja BLH, Bahas Delapan Program Aksi Lingkungan
Senin, 20 Agustus 2018 - 00:00 WIB
BLH Berikan Pelatihan Daur Ulang Plastik di Lokasi P2WKSS
Jumat, 17 Agustus 2018 - 00:00 WIB
Peringati HPSN, Tapos Lakukan Aksi Bersih Lingkungan
Jumat, 10 Agustus 2018 - 04:00 WIB